Kota Magelang – Kementerian Agama Kota Magelang sambut gembira jelang pesta demokrasi, pemilihan presiden 2019 sebagai wadah bagi masyarakat untuk bisa menggunakan hak pilihnya sesuai dengan kata hati para pemilihnya. Untuk mengatasi konflik di masyarakat seiring tingkat konstelasi politik yang meningkat, Kementerian Agama melalui Forum Penyuluh Agama Islam mengajak dan menghimbau bagi para da’i dan khotib diwilayah Kota Magelang untuk berdakwah menebarkan hikmah dan kedamaian.
Sebagaimana visi Kementerian Agama Kota Magelang “Mewujudkan masyarakat kota Magelang yang taat beragama, rukun, cerdas, dan sejahtera lahir batin, dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong Royong” (Keputusan Menteri Agama Nomor 39 Tahun 2015). Maka sebagai tindak lanjut diharapkan para Da’i, Kyai, Ustadz, Khotib yang berkecimpung dalam dunia dakwah untuk menyejukkan suasana di masyarakat yang hiterogen, baik dari status sosial, ekonomi, politik dan agama.
“Dampak positif maupun negatif tergantung pada pendakwah pada masyarakat tersebut, kalau da’i bisa menyampaikan dakwah damai dan membangun maka peradaban akan berjalan menjadi kondusif dan damai,” ungkap Kholafi, selaku penyuluh dalam dakwah yang di sampaikannya.
“Tetapi justru sebaliknya jika para pendakwah atau da’i menyampaikan dakwahnya dengan faham radikal, sentimen keagamaan tidak menutup kemungkinan akan muncul konflik, baik konflik horizontal maupun konflik vertical,” tegasnya.
Oleh karena itu, Kementerian Agama Kota Magelang, melalui Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam menghimbau, kepada para dai di wilayah Kota Magelang untuk menyampaikan ceramah-ceramah yang menyejukkan, baik selama proses tahun demokrasi ataupun seterusnya. Karena da’i tidak seharusnya menyampaikan ujaran kebencian dalam ceramahnya, dan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk ikut andil menjaga ketertiban di wilayah hukum Kota Magelang khususnya.(Afi/