Kota Magelang – Menjadikan kota yang toleran perlu adanya sinergi, kolaborasi, dan elaborasi dari semua komponen. Demikian disampaikan oleh catur Adi Subagyo sebagai ketua satgas kota toleran Kota Magelang pada rapat koordinasi mapping permasalahan toleransi. (Selasa, 16/5).
“Untuk menciptakan kota toleran diperlukan kerja optimal dari semua pihak baik OPD, lembaga keagamaan maupun stakeholder terkait lainnya” kata Catur
Lebih lanjut disampaikannya bahwa pembentukan tim dilakukan karena merosotnya peringkat kota Magelang sebagai kota toleran, dari ranking 6 tahun 2021 kini menjadi ragking 10 ditahun 2022.
Untuk itu berdasarkan instruksi dan arahan Walikota Magelang maka harus di tata kembali untuk lebih baik lagi, dan menjadi fokus pemerintah kota Magelang saat ini.
Perlu disiapkan indikator dari sumber primer dengan baik, salah satunya adalah dengan kolaborasi dan sinergi dalam membina masyarakat baik melalui kelurahan, lembaga agama dan kelompok masyarakat.
Rapat persiapan pembentukan satgas dilaksanakan di kantor Kecamatan Magelang Selatan Jl. Beringin 7 Tidar Salam Magelang Selatan. Hadir dikesempatan tersebut Kepala kemenag Kota Magelang, Kabag Kesra Setda, seluruh Camat, seluruh OPD dan FKUB Kota Magelang.
Saat berikan sambutan, Kepala Kankemenag Kota Magelang berikan dukungan terhadap langkah yang ditempuh pemerintah kota dalam menwujudkan kota toleran.
”Sepenuhnya kementerian agama mendukung kebijakan untuk meningkatkan prestasi sebagai kota toleran. Ini juga sejalan dengan program moderasi beragama, sehingga negeri ini toleran dan moderat” ujar Sofia Nur.
Dengan ditunjuknya kemenag kota sebagai koordinator sub bidang teritorial adalah tepat, untuk sinergi memobilitas kegiatan keagamaan yang toleran. Tegas Sofia
Harapannya dengan pembentukan satgas kota toleran, akan mensupport Kota Magelang kembali mampu meraih peringkat sebagai kota tertoleran dan dapat dipertanggung jawabkan dari hulu ke hilir. (Wahono/Hari).