Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memastikan bahwa layanan pemondokan (akomodasi) jemaah haji Indonesia tahun ini bagus dan sesuai harapan. Kepastian ini disampaikan Menag usai melakukan peninjauan langsung kesiapan sejumlah layanan akomodasi untuk jemaah haji Indonesia di Mekkah di hari keempat kunjungan kerjanya di Saudi Arabia.
“Saya merasa puas dengan kondisi persiapan dan layanan yang diberikan pihak hotel dalam melayani jemaah haji. Mereka (hotel) memberikan berbagai fasilitas tambahan di luar kontrak demi kenyamanan jemaah” tegas Menag, Selasa (28/06) lalu.
Menggunakan transportasi bis shalawat yang nantinya digunakan jemaah haji dari pemondokan ke Masjidil Haram, Menag menyusuri jalanan guna mengecek langsung kualitas pemondokan di Mekkah. Dalam kesempatan itu, Menag didampingi Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil dan Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis.
Kesempatan itu juga digunakan Menag untuk merasakan langsung kondisi bis shalawat dengan rute perjalanan dari Syisha menuju Masjidil Haram yang berjarak kurang lebih empat kilometer. Halte pemberhentian akhir rute bus ini berada di terminal Bab Ali, sebelah selatan Masjid Haram. “Kondisi bis shalawat bagus dan sangat layak,” tuturnya.
Setibanya di pemondokan, standar kenyamanan akomodasi menjadi perhatian utama Menag Lukman, khususnya bagi jemaah lansia yang tahun ini jumlahnya meningkat. Kepada manajemen, dia meminta untuk menambah kursi lipat di mushala bagi lansia yang kesulitan duduk di lantai saat shalat. Dipesankannya pula agar pihak hotel menugaskan karyawan yang selalu standby di tempat untuk melayani apabila ada jemaah haji yang komplain terhadap layanan atau fasilitas hotel.
Usai peninjauan, Menag mengaku puas pada persiapan layananan akomodasi. Selain minimal sudah berstandar bintang tiga, ada beberapa hotel yang menyediakan kurma dan minuman gratis bagi jemaah yang disediakan di loby. Di kamar juga disediakan safety box untuk menyimpan barang berharga, serta layanan free wifi di seluruh area hotel.
Guna memimalkan potensi jemaah tersesat, Menag mengharapkan agar stiker tanda pengenal maktab jemaah haji Indonesia didesain dengan bagus dan informatif. Selain itu, Menag minta agar bendera merah putih dipasang di depan maktab sebagai penanda wajah Indonesia sekaligus menempatkan petugas haji yang berjaga di semua pemondokan. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi juga diminta untuk menyiapkan dan membagikan brosur serta liflet yang memuat peta wilayah dan infografis pelayanan haji.