Kota Magelang (Humas) – Majelis Taklim Nurul Ikhlas salah satu binaan Penyuluh Agama Islam Kemenag Kota Magelang siang ini Selasa (19/9/203) tengah langsungkan kajian rutinnya di Masjid Al-Ikhlas Kelurahan Kemirirejo Kecamatan Magelang Tengah.
Biasanya sebelum bahas kajian dibidang ilmu keagamaan Islam, mereka mendahuluinya dengan bersama-sama membaca Al Qur’an dan birul walidain. Disamping itu juga secara bertahap dan berkelanjutan mempelajari tajwid agar bacaan Al Qur’an-nya semakin fasih.
Khusus di bulan Rabbiul Awal ini ditambahkan pula dengan bacaan Dziba’ Maulid Nabi dengan tujuan untuk memetik hikmah dan meneladani akhlak mulia serta kisah-kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW.
Wihdatul Fathiyah selaku pembina Majelis Taklim Nurul Ikhlas mengatakan jika saat ini kita sudah memasuki bulan Rabiul Awal. Rabiul Awal adalah bulan ketiga dalam kalender Hijriyah, setelah Muharram dan Safar.
Ia juga mengatkan jika bulan Rabiul Awal populer pula disebut bulan Maulid atau Maulud, merujuk pada Maulid Nabi Muhammad SAW.
”Jumhur ulama berpendapat bahwa Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awal, tahun Gajah. Disebut tahun Gajah karena pada tahun itu terjadi penyerangan Ka’bah oleh pasukan yang dipimpin oleh Raja Abrahah,” jelas Wihdatul
Melanjutkan penjelasannya, ia mengatakan pula bahwa Raja Abrahah mengerahkan pasukan Gajah yang perkasa. Masyarakat Makkah dan Jazirah Arab tak mampu melawan pasukan Gajah ini. Namun atas kuasa Allah SWT, Raja Abrahah dan pasukan gajahnya dimusnahkan oleh burung Ababil.
Maulid Nabi disambut dengan bahagia oleh masyarakat diberbagai belahan dunia. Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi bahkan telah menjadi tradisi dan adat kebiasaan yang baik.
Dikategorikan tradisi yang baik, karena dari substansi peringatan Maulid Nabi memiliki banyak manfaat dan kebaikan bagi masyarakat, seperti meneladani prilaku Nabi, pembacaan ayat-ayat Al Qur’an, dzikir, tahlil, kalimat thayyibah dan pembacaan sejarah dan perjuangan Nabi. (WF/HS).