MAGELANG – “ Kata syukur akan diucapkan seseorang ketika mendapatkan anugerah rizqi berupa kekayaan atau jabatan, sebaliknya kata sabar akan diucapkan seseorang bila mendapat musibah atau kekurangan “. Tetapi bila dilihat dari filosofi para sufi justeru sebaliknya, “ Bersabarlah bila kalian mendapatkan rizqi kekayaan ataupun jabatan karena sebenarnya itu adalah ujian dicontohkan oleh sayidina Abu Bakar AS ra. Ketika harus menggantikan Nabi Muhammad SAW setelah wafat, beliau berucap Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Dan bersyukurlah bila mendapatkan musibah karena berarti Allah sayang kepada kalian, atau kekurangan harta karena karena berarti Allah sayang kepada kalian tidak akan ditanya di akherat untuk apa harta nya digunakan ketika di dunia. Akan tetapi bisakah kita berbuat demikian ?
Dengan perintah Puasa, manusia dibimbing mengembangkan empatinya / emotional quotionnya untuk mengendalikan nafsu duniawi. Cara mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT adalah dengan cara – cara yang telah dicontohkan Nabi SAW. Yakni dengan menyisihkan hartanya untuk mereka yang berhak ( 8 asnaf /golongan ) karena kekayaan maupun jabatan hakekatnya adalah ujian. Bila tidak bisa bersabar maka kita justeru akan terjebak kepada nafsu duniawi karena harus selalu menjaga harta atau jabatan yang kita punya. Bukan harta atau jabatan yang amanah tersebut yang akan menjaga kita kelak di akherat. Sebaliknya , dengan selalu bersyukur tatkala mendapat musibah atau kekurangan harta akan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT karena yang ada dalam benak kita hanya semata-mata ingin dekat kepada Sang Pencipta tidak dikotori oleh pikiran-pikiran keduniawian. Demikian diantara hikmah perintah puasa yang disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Magelang, Drs. H. Suroso, M PdI dalam acara buka bersama walikota dengan anak-anak yatim, santri pondok pesantren, penderita talasemia, dan para lansia se Kota Magelang.
Acara yang diselenggarakan di Pendopo Rumah Dinas Walikota Magelang pada tanggal 10 Juli 2015 tersebut, diikuti oleh DPRD dan anggota, FORPIMDA, Alim ulama, serta tokoh-tokoh masyarakat se kota Magelang. Pada kesempatan itu Walikota Magelang, Ir. H. Sigit Widyonindito, MT memohon maaf atas kesalahan serta kekurangannya dalam memimpin kota Magelang. Juga mengucapkan terima kasih atas bantuan serta sengkuyungnya warga kota Magelang di akhir masa jabatannya kini, serta mengingatkan agar tetap khusu’ dalam ibadah dan selalu menjaga persatuan serta kesatuan agar Kota Magelang menjadi kota yang madani, cerdas dan religius. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan memberkahi langkah – langkah Pemerintah Kota Magelang untuk semakin maju. ( HK )